Kritik PKB, Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan Dinilai Tak Paham AD-ART

Kritik PKB, Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan Dinilai Tak Paham AD-ART

KABUPATEN BEKASI - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lampung Khaidir Bujung menilai Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan alias Ucok dinilai tidak memahami tata cara berorganisasi. Pasalnya ia menyebut pengendalian operasional PKB harusnya di bawah kendali PBNU. Bujung mengatakan, apa yang dilontarkan oleh Ucok adalah pernyataan orang yang tak paham organisasi. Sebab, kata Bujung, PBNU adalah ormas besar sehingga tidak boleh dikerdilkan dengan urusan remeh-temeh kepartaian. “Ucok harus baca lagi AD-ART NU agar paham dimana posisi NU. Jangan membual seenaknya. Sebagai kader NU, saya tersinggung,â€ kata Bujung dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/1). Lebih lanjut, Bujung menyarankan agar Ucok kembali mengikuti proses belajar di Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) dan Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU), agar tau tatacara ber-NU dan tidak Suul Adab –istilah untuk perangai buruk–. “Memang sudah benar, bahwa pengurus NU tak terkecuali pengurus PBNU yang akan dilantik harus ikut pengkaderan PKPNU maupun MKNU, agar Fikrah (Pemikiran), Amaliah (Perbuatan) dan Harokah (Perjuangan) nya bisa sejalan dengan harapan dan tujuan PBNU sebagai Ormas yang terus melakukan perubahan menuju Ormas yang modern,â€ tutur Kepala Sekolah MKNU Lampung ini. Bujung juga menuturkan, secara historis PKB tidak bisa dilepaskan dari NU. Bahkan, Ketum PKB Gus Muhaimin Iskandar sendiri pernah mengatakan, semua kader baik yang ada di legislatif maupun eksekutif harus berkhidmah pada NU. Akan tetapi, jelas Bujung, bukan berarti PBNU memiliki saham fisik PKB, sehingga berhak atas audit dan pengendalian operasional PKB. “Jelas apa yang dilontarkan Ucok bertentangan dengan AD-ART NU. Padahal Ucok itu kader PMII, dan banyak belajar dengan para pendahulunya di PMII, dan Gus Muhaimin Iskandar itu salah satunya. Ucok ini bisa-bisa Suul Adab. Awas kualat,â€  tegas Bujung. Dalam berorganisasi ini prinsipnya, tambah Bujung, Al-Muhafadhotu ‘ala Qadimis Sholih Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah, yakni ‘Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik’. “Jadi jangan coba-coba jadi perusak dari dalam,â€ pungkas Bujung. Diketahui, sebelumnya Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan (Ucok) mengeluarkan penyataan yang cukup mengusik hubungan PKB dan NU. Dalam sejumlah media, Ucok mengungkapkan jika kepemilikan saham dan pengendalian operasional PKB harusnya di bawah kendali PBNU, lantaran hubungan historis lahirnya PKB yang dibidani oleh tokoh-tokoh NU kaliber KH Abdurrahman Wahid (Gusdur). (bbs/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: